STUDI KOMPARASI GAYA KEPEMIMPINAN ANTARA RUMAH SAKIT SWASTA DAN PEMERINTAH
DOI:
https://doi.org/10.33755/jkk.v7i1.179Keywords:
Gaya Kepemimpinan, Kepala RuanganAbstract
Latar belakang: Gaya kepemimpinan merupakan suatu proses perilaku untuk mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayannya. Gaya kepemipinan yang tepat akan mampu mempengaruhi perubahan internal dan eksternal berorganisasi. Dengan demikian kontribusi perawat sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan ikut menentukan tercapainya tujuan rumah sakit. Kinerja perawat pelaksana merupakan serangkaian kegiatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Terbentuknya kinerja perawat yang baik dapat dipengaruhi oleh sistem nilai bersama yang ada pada gaya kepemimpinan para kepala ruangan rumah sakit. Gaya kepemimpinan yang baik akan mendorong timbulnya loyalitas pada organisasi, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja perawat yang optimal sebagai mewujudkan kualitas pelayanan keperawatan. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui dan membandingkan gaya kepemimpinan di RS swasta dan RS negeri. Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis komparatif secara kuantitatif menggunakan rancangan cross sectional, dengan subjek penelitian 73 perawat di rumah sakit negeri dan 73 di rumah sakit swasta ditentukan dengan teknik propotion random sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner. Hasil: gaya kepemimpinan yang dimiliki kepala ruangan di kedua rumah sakit ini, untuk hasi RS Swasta mendominan gaya kepemimpinan Laisses Faire, untuk RS pemerintah mendominan gaya kepemimpinan Transaksional. Kesimpulan Terdapat gaya Kepemimpinan RS Pemerintah yaitu gaya kepemimpinan Transaksional dari 56 responden (76,7%) maka termasuk kategori (Cukup Baik). Terdapat gaya kepemimpinan RS Swasta yaitu gaya kepemimpinan Laisses Faire dari 56 responden (76,7%) maka termasuk kategori (Cukup baik)  Saran: Bagi pihak rumah sakit swasta untuk lebih mampu menciptakan suasana yang kondusif dalam pedoman pekerjaan sehingga dapat mencapai tujuan dan menjadi lebih baik. Bagi rumah sakit pemerintah sebaiknya dapat mempertahankan bagi para kepala ruangan untuk bisa mempengaruhi perawatnya bekerja dengan sebaik mungkin.Â
References
Bass, B., & &, A. B. (2003). Predicting Unit Performance by Assesing Transformasional and Transactional Leadership. Journal of Applied Psycology, 88(2) 207-218.
Casida, J, &. P. (2011). Staff Nurse Perception of Nurse Manager Leadership Style and Outcomes. Journal of nursing Management, 19.
Febian, V. (2015). Pengaruh Transformasional Leadership Style dan Spiritual Intelligence terhadap Work Engagement pada Perawat. S1.
Herawati, (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Kepala Ruangan terhadap Komitmen Organisasional Perawat di RSI UNISMA Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 12 No 4.
Kurniawati, D. (2012). Analisis Hubungan Gaya Kepemimpinan Transformasional, Transaksional dan Laissez Faire dengan Turnover Intention. S1.
Multifactor Leadership Questionnaire-MLQ. (t.thn.). Diambil kembali dari https://docplayer.info/47345993-instrumen-kepemimpinan-transformasional-multifactor-leadership-qusionnaire-mlq.html.
Nursalam, (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis (edisi 4). Jakarta: Salemba Medika.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56. (t.thn.). Diambil kembali dari www.yankes.kemkes. go.id.