DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL REMAJA
DOI:
https://doi.org/10.33755/jkk.v3i1.79Keywords:
ketidakstabilan emosi remaja, kecerdasan emosional dan dukungan keluargaAbstract
Kondisi remaja saat ini cukup mengkhawatirkan. Prevalensi ketidakstabilan emosi remaja pada tahun 2015 di kota Bandung mencapai 40%. Keluarga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terhadap kecerdasan emosional remaja, dengan adanya dukungan dari keluarga dapat membantu remaja memperoleh kecerdasan emosional yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kecerdasan emosional remaja di SMA kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan metode cluster sampling dan didapatkan 170 sampel. Data dianalisis menggunakan non-parametrik Uji Spearman. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh 27,1% remaja yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga memiliki kecerdasan emosional dalam kategori rendah dan 31,2% remaja yang memperoleh dukungan dari keluarga memiliki kecerdasan emosional dalam kategori tinggi. Hasil uji Spearman menunjukan p-value 0,033 (p < 0,05) r 0,163. H0 ditolak yang artinya ada hubungan yang sangat rendah antara dukungan keluarga dengan kecerdasan emosional remaja di SMA kota Bandung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi perawat untuk melakukan promosi kesehatan mengenai psikologis remaja melalui program Bina Keluarga Remaja, Program Kesehatan Peduli Remaja, dan Usaha Kesehatan Sekolah.
References
Asyik, F. M., Ismanto, A. Y., & Babakal, A. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kecerdasan Emosional Pada Anak Usia Remaja di Kelurahan Soasio Kota Tidore Kepulauan. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, 1-6.
Bakar, M. A. (2007). Perkaitan antara Hubungan Keluarga, Pengaruh teman Rakan Sebaya dan Kecerdasan Emosional dengan Tingkah Laku Delinkuen Pelajar . 20-65.
Dariyo, A. (2015). Keterampilan Organisasi, Kecerdasan Emosional dan Persahabatan . Seminar Psikologi dan Kemanusiaan 2015 Psychology Forum UMM ISBN : 978-979-324-8, 15-20.
Goeleman, D. (2007). Emosional Intellegence Terjemahan Mengapa EQ Lebih Penting daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Goeleman, D. (2015). Emotional Intelligence Mengapa EI Lebih Penting Daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia .
Diterbitkan.
Hamid, M. A. (2007). EQ : Panduan Meningkatkan Kecerdasan Emosi. Kuala Lumpur: PTS Professional Publishing.
Handayani, A., Widiharto, C. A., & Mulia, D. (2010). Perilaku Seksual Remaja ditinjau dari Dukungan Sosial Orang Tua dan Konsep Diri. 2-18.
Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As Salam.
Helfrich, C. (2014). The Relationship Between Adolescent Mental Health, Parental Depression And Family Environment For Adolescent Accessing Intensive Mental Health Treatment. 1-91.
Sabiq, Z., & Djalali, M. A. (2012). Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spriritual dan Perilaku Prososial Santri Pondok Pesantren Nasyrul Ulum Pamekasan . Julnal Psikologi Vol 1 No 2, 53-65.
Safitri, E., & Uyun, Q. (2007). Hubungan Kontrol Diri dengan Perilaku Seksual Remaja. 3-34.
Salam, M. N., Suharsono, & Amogo, T. A. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga dengan KOnsep Diri Remaja Kelas VIII SMPN 13 Depok Sleman Yogyakarta. 1-13.
Santrock, J. W. (2009). Remaja. Jakarta: PT Erlangga