EARLY SKRINNING HIPERURISEMIA DENGAN FAKTOR RESIKO GAGAL GINJAL AKUT DI WILAYAH KELURAHAN CIPAGERAN

Authors

  • Tria Firza Kumala STIKES jenderal Achmad Yani cimahi
  • Asep Badrujamaludin

DOI:

https://doi.org/10.33755/jkk.v6i1.156

Keywords:

Hiperuresemia, Gagal ginjal, MAP, Ureum, kreatinin

Abstract

Latarbelakang : Kejadian pasti hiperurisemia di masyarakat masih belum jelas. Namun dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Cipageran pada tanggal 8 agustus 2018 terjadinya peningkatan angka kejadian asam urat yang meningkat setiap bulannya (Januari – Juni 2018), asam urat (gout) mencapai 17 kasus. Sedangkan menurut data dari Rikesdas 20131 prevalensi gagal ginjal kronis di Indonesia sebesar 0,2 % dan penyakit batu ginjal sebesar 0,6 %.

Peningkatan kadar asam urat terdapat supersaturasi urat dalam plasma dan cairan tubuh dan diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan sekitar sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.

Apabila terjadi hiperurisemia dalam jangka waktu lama akan menyebabkan fungsi ginjal dalam melakukan filtrasi akan meningkat dan dapat memungkinkan terjadinya penurunan fungsi ginjal. Dari keadaan hiperurisemia ini dapat mengakibat terjadinya kondisi patologis yaitu gagal ginjal. Sehingga untuk mengetahui fungsi ginjal masih dalam batas normal haruslah dilakukan upaya deteksi awal dari mengetahui kadar tingginya asam urat dalam darah dengan kejadian penurunan fungsi ginjal melalui beberapa indikatornya.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan umum mengidentifikasi korelasi early skrinning hiperurisemia dengan resiko gagal ginjal akut. Sedangkan pada tujuan khususnya yaitu mengidentifikasi rata rata kadar asam urat yang tinggi, tekanan darah, MAP, Ureum, Kreatinin dan GFR, mengetahui korelasi hiperurisemia dengan GFR, mengetahui korelari hiperuresemia dengan tekanan darah, MAP, Ureum, Kreatinin.

Metode : Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian deskripsi korelatif dengan jenis rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden dengan kadar asam urat lebih dari normal melalui tehnik purposive sampling. Kriteria responden yaitu  usia 36 – 65 tahun dan kadar asam urat darah lebih dari normal. Responden yang memenuhi kriteria selanjutnya di lakukan pemeriksaan tekanan darah, MAP, berat badan, ureum dan kreatinin dalam darah dan GFR. Analisa data pada penelitian ini adalah univariat menggunakan data numerik dengan nilai mean pada kadar asam urat , tekanan darah, MAP, Kreatinin, Ureum. Analisa Bivariat didapatkan data tidak berdistribusi normal, sehingga sebagai uji alternatif menggunakan uji rank spearment. Analisa multivariate untuk melihat hubungan variabel variabel digunakan uji Regresi linier.

Hasil : Rerata setiap variabel, yaitu variabel tekanan darah dengan nilai mean sistolik 138,43 , nilai mean diastolik 81,47 , nilai mean MAP 100.733 , nilai mean asam urat (hiperuresemia) 7,190  , nilai mean ureum 19,777 , nilai mean kreatinin 1.265 dan nilai mean GFR 52.533. Nilai korelasi hiperiresemia dengan GFR adalah 0,066 (p value > α (0,05) yang menunjukkan bahwa korelasi hiperuresemia dengan fungsi ginjal melalui pemeriksaan GFR tidak bermakna. Nilai korelasi spearman sebesar -0,340 menunjukkan korelasi negative dengan kekuatan korelasi lemah. menggambarkan interpretasi model, setelah dilakukan analisis variabel indepeden yang masuk model regresi adalah GFR, Ureum, TD, Kreatinin, MAP. Pada Model Summary terlihat koefisien determinasi (R Square) menunjukkan nilai 0,234 artinya bahwa model regresi yang diperoleh dapat menjelaskan 23,4% variasi variabel dependen asam urat. Anova hasil uji F yang menunjukkan nilai P(sig) = 1,169, berarti pada alpha 5% dapat menyatakan bahwa model regresi tidak cocok dengan data yang ada. Atau dapat diartikan variabel tersebut secara signifikan tidak dapat untuk memprediksi variabel asam urat. Coefficient dapat memperoleh persamaan garisnya, yang digunakan untuk mengetahui variabel mana yang paling besar pengaruhnya. Pada hasil diatas variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap asam urat adalah kreatinin dengan hasil 1,091.

Kesimpulan : Hiperuresemia bukan merupakan salah satu indikator terjadinya penurunan fungsi ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Namun melihat metabolisme dari asam urat yang hasil akhirnya akan diekskresikan oleh ginjal, apabila kondisi hiperuresemia ini tidak segera ditangani maka dapat juga mempengaruhi fungsi ginjal dalam melakukan fungsi ekskresinya, sehingga resiko penurunan fungsi ginjal dapat terjadi.

References

Depkes RI .(2013). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan http://www.diskes.jabarprov.go.id/

Wan-Chun Liu,*et al. Association of Hyperuricemia with Renal Outcomes,Cardiovascular Disease, and Mortality. www.cjasn.org Vol 7 April, 2012 : 541

Guyton A.C, dan Hall, J.E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Penterjemah: Ermita I, Ibrahim I. Singapura: Elsevier

Soeroso.J,Algristian.H.,2011.â€Asam Uratâ€,Penebar Plus,Jakarta.

Murray, RK. 2014. Biokimia Harper. Edisi 29. Jakarta.

McKee and McKee, Biochemistry), 4th Edition, © 2009 Oxford University Press

Mc.Cance .K & Huether.SE. (2014). Pathophysiology : The biologic basis for diseasein adult and children. 7th ed. Elsevier Mosby. St.Louis Missouri

Lee MF, Liou TH, Wang W, Pan WH, Lee WJ,Hsu CT, Wu SF, Chen HH. 2013. Gender, Body Mass Index, and PPARg Polymorphism are Good Indicators in Hyperuricemia Predictionfor Han Chinese. Genetic Testing and Molecular Biomarkers. 17(1): 40-46

Lieberman, Michael, Marks Allan D, 2009. Basic Medical Biochemistry: A Clinical Approach (Third Edition). Walter Clawer, Lippincott Williams dan Wilkins: Philadelphia, Baltimore, New York, London, Buenos Aires, Hongkong, Sydney, Tokyo.

Smeltzer et al, 2008. Buku Ajar Keperwata Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Arikunto, S. 2010. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmojo.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Sharlin, J dan Edelstein, S. 2015. Gizi dalam Daur Kehidupan. Alih bahasa: Kristianto, Y dan Tampubolon, AO. Jakarta: EGC.

Suardiman, SP. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Published

2020-04-02

How to Cite

Kumala, T. F., & Badrujamaludin, A. (2020). EARLY SKRINNING HIPERURISEMIA DENGAN FAKTOR RESIKO GAGAL GINJAL AKUT DI WILAYAH KELURAHAN CIPAGERAN. Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal), 6(1), 27–34. https://doi.org/10.33755/jkk.v6i1.156