Tingkat Perkembangan Balita Usia 1 Bulan – 6 Tahun Di Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut

Authors

  • Ikeu Nurhidayah Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
  • Henny Suzana Mediani
  • Sri Hendrawati

DOI:

https://doi.org/10.33755/jkk.v4i1.98

Keywords:

Anak, Denver II, tingkat perkembangan, Children, developmental stage

Abstract

ABSTRAK

 

Angka penyimpangan perkembangan pada anak saat ini semakin meningkat. Faktor yang penting untuk mendeteksi penyimpangan perkembangan adalah skrining perkembangan. Sejauh ini beberapa literatur lebih banyak membahas perkembangan pada anak di daerah perkotaan, dan sedikit sekali hasil penelitian yang memaparkan  perkembangan pada anak di daerah pedesaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perkembangan anak usia 1 bulan – 6 tahun dalam aspek perkembangan personal sosial, adaptif motorik halus, bahasa, dan motorik kasar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, didapatkan 130 responden. Tingkat perkembangan diukur menggunakan Denver Development Screening Test II (DDST II). Analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak mengalami perkembangan normal, yaitu usia 1-12 bulan 74% normal, usia >1-3 tahun 64% normal, dan usia >3-6 tahun 65% normal. Sedangkan berdasarkan empat aspek perkembangan didapatkan data bahwa persentase terbesar suspect (dicurigai adanya gangguan) terdapat pada aspek perkembangan personal sosial dialami anak usia >3-6 tahun, presentase suspect perkembangan adaptif-motorik halus terbesar dialami anak usia >3-6 tahun, presentase suspect perkembangan bahasa terbesar dialami anak usia >3-6 tahun, dan presentase suspect perkembangan motorik kasar terbesar dialami anak usia >1-3 tahun. Suspect (dicurigai adanya gangguan) pada tiap aspek perkembangan dipengaruhi oleh berbagai hal, yang paling berperan diantaranya adalah stimulasi. Sehingga gambaran perkembangan saat ini mungkin akan berbeda dengan gambaran perkembangan di masa yang akan datang, apabila anak dilakukan stimulasi. Peneliti merekomendasikan agar perawat meningkatkan diseminasi informasi mengenai stimulasi untuk mengoptimalkan perkembangan pada anak.

 

ABSTRACT

 

Developmental disorders in children is increasing. One of the factors that are important to detect developmental disorders are developmental screening. However, literature mainly discussed on child development in urban areas, and very little research that explained the development of children in rural areas. The aim of this study was to describe children developmental level age 1 month until 6 years in rural areas. The sub variabel that are studied personal social aspect, fine motor-adaftive, language, and gross motor development. The childen development screening can use Denver Development Screening Test II (DDST II), in which categories as normal and suspect. This study conducted in District of Cibiuk, Garut Residence. There were 130 respondent was taken with purposive sampling techique in this study. Design of this study was descriptive. Child development was measured by Denver Developmental Screening Test II. Data analysis was used distribution of frequency. This result of this study showed that most children had normal development level, there were 74% in children age 1-12 month, 64% in children 1-3 years old, and 65% in children >3-6 years old. Based on the developmental aspect, the result showed that the higher precentage of suspect on the personal sosial aspect were in children age >3-6 years old, higher precentage of suspect of the fine motor-adaftive aspect were in children age >3-6 years old, higher precentage of suspect of language aspect were in children age >3-6 years old, and higher precentage of suspect of the gross motor aspect were in children age >1-3 years old. The suspect in  developmental children were influenced by various factor, such as stimulation. Researcher recommend that nurses need to intensified dissemination of information about stimulation in children to optimize growth developmental in children.


References

Artha, N.M., Sutomo, R., & Gamayanti, I.L. (2014). Kesepakatan hasil antara kuesioner pra skrining perkembangan, parent’s evaluation of developmental status, dan tes Denver-II untuk skrining perkembangan anak balita. Sari Pediatri, 16(4), 266-270.

Bracken, B. A. (2009). Growing healthy self-concepts. In R. Gilman, S. Huebner, & M. Furlong (Eds.). Promoting wellness in children and youth: A handbook of positive psychology in the schools (pp.89-106). Boston: Blackwell.

Chonchaiya, W., & Pruksananonda, C. (2008). Television viewing associates with delayed language development. Acta Pædiatrica, 97, 977–982. DOI:10.1111/j.1651-2227.2008.00831.x.

Dhamayanti, M. (2006). Kuesioner praskrining perkembangan (KPSP) anak. Sari Pediatri, 8(1), 9-15.

Gerungan, W.A. (2009). Psikologi sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran (edisi ke-9). Jakarta: EGC.

Hurlock, E.B. (2007). Psikologi perkembangan (edisi ke-5). Jakarta: Erlanga.

Irmawati, M., Ardani, I.G.A.Y., Astasari, D., Irwanto, Suryawan, A., & Narendra, M.B. (2012). Pemberian stimulasi selama satu jam pada perkembangan anak usia 12-24 bulan. Media Medika Indonesiana, 46(3), 147-150.

James, S.R., Ashwill, J.W., & Droske, S.C. (2012). Nursing care of children: Principles and practice (4th ed.). Philadelphia: WB. Saunders Company.

Jeharsae, R., Sangthong, R., Wichaidit, W., & Chongsuvivatwong, V. (2013). Growth and development of children aged 1–5 years in low-intensity armed conflict areas in Southern Thailand: A community-based survey. Conflict and Health, 7(8), 1-8.

Jinan, R. (2014). Hubungan pemberian stimulasi dengan perkembangan motorik halus anak usia 1-5 tahun di Posyandu Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat tahun 2014 (Karya Tulis Ilmiah). Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Medirisa, L.P., Susilo, J., & Aniroh, U. (2015). Pengaruh pemberian stimulus permaian puzzle terhadap perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Krasak, Teras, Boyolali. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Needlman, R.D. (2011). Growth and development. Dalam: Behrman, R.E., Kliegman, R.M., & Jenson, H.B., penyunting. Nelson textbook of pediatrics (edisi ke-19). Philadelphia: WB Saunders Company.

Permatasari, S.M. (2013). Hubungan antara status gizi dengan perkembangan anak usia 1000 hari pertama kehidupan (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Saputro. (2004). Pemberian stimulus terhadap perkembangan anak usia 3-5 tahun. Diperoleh dari http://www.e-jurnal.com/ diakses tanggal 23 September 2016.

Soetjiningsih. (2012). Perkembangan anak dan permasalahannya dalam Buku Ajar I Ilmu Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta CV.

Tanuwidjaya, S. (2012). Konsep umum tumbuh kembang dalam Buku Ajar I Ilmu Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

UNICEF. (2006). Early chidhood development: The key to a full and productive live. UNICEF. Diperoleh dari http://www.unicef.org?dprk/ecd.pdf, diakses tanggal 23 September 2016.

Wong, D. L. (2007). Nursing care of infant and children (8th ed.). St. Louis: Mosby Year Book, Inc.

Yusuf, S. (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Downloads

Published

2018-02-12

How to Cite

Nurhidayah, I., Mediani, H. S., & Hendrawati, S. (2018). Tingkat Perkembangan Balita Usia 1 Bulan – 6 Tahun Di Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut. Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal), 4(1), 47–52. https://doi.org/10.33755/jkk.v4i1.98